Pengertian Myelografi
Myelografi adalah Pemeriksaan secara
radiologi dari medulla spenalis dengan menyuntikan media kontras positif
kedalam ruang sub aracnhoid. Pemeriksaan
ini sering dilakukan dengan memasukkan media kontras ke dalam ruang
subarachnoid yang disuntikan pada tulang belakang, biasanya di L2-L3 atau L3-L4
atau di sisterna magna antara C1 dan tulang oksipital.
Tujuannya untuk memperlihatkan
kelainan-kelainan pada: Ruang sub araknhoid, syaraf perifer, medulla spinalis. Myelography juga digunakan untuk menunjukkan ekstrinsik
kompresi sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh disk hernia, fragmen
tulang, Atau tumor, serta sumsum tulang belakang yang membengkak akibat cedera
traumatik.
Ø MR Myelografi
Keunggulan utama dari MR myelography
dibandingkan dengan radiografi konvensional, yaitu: pada MR myelography
kurangnya radiasi pengion, non-invasif alami, dan kurangnya kebutuhan untuk
bahan kontras intratekal. Berdasarkan seleksi slice saat ini MR myelografi
terdapat dua teknik yang digunakan:
1. Multislice MR myelography
Multislice MR myelography membutuhkan waktu pencitraan yang
relatif lama. Kualitas gambar sering terdegradasi oleh artefak yang timbul dari
cairan serebrospinal .
2. Single slice MR myelography
Single-slice MR myelography, yang dilakukan menggunakan irisan tebal
tunggal dan tidak memerlukan postprocessing, memberikan gambar proyeksi dengan
penekanan yang sangat baik dari sinyal latar belakang. Karena waktu pencitraan
yang jauh lebih pendek dari teknik multislice, single slice MR myelography
dapat dengan mudah ditambahkan untuk pemeriksaan MR rutin tulang belakang.
Teknik
Single-slice MR myelography dilakukan menggunakan satu-shot turbo spin-echo sequence efektif. parameter pencitraan untuk tulang cervicothoracic TR / TE : 1200-1400; TSE, 256, waktu pencitraan, 2,8 detik. tulang belakang lumbar, sebuah inversi pulsa diaplikasikan untuk benar-benar menekan sinyal lemak. Parameter pemindaian TR / TE : 1200-1600, TSE ; 256, waktu pencitraan, 32 detik.
Single-slice MR myelography dilakukan menggunakan satu-shot turbo spin-echo sequence efektif. parameter pencitraan untuk tulang cervicothoracic TR / TE : 1200-1400; TSE, 256, waktu pencitraan, 2,8 detik. tulang belakang lumbar, sebuah inversi pulsa diaplikasikan untuk benar-benar menekan sinyal lemak. Parameter pemindaian TR / TE : 1200-1600, TSE ; 256, waktu pencitraan, 32 detik.
Resolusi spasial (Ukuran
pixel) untuk cervicothoracic dant ulang belakang lumbar masing-masing yaitu
0,98× 0,98 mm dan 0,55×0,55 mm. Dalam
setiap pasien, tiga gambar (di koronal dan miring bilateral arah koronal) diperoleh
dengan sepotong ketebalan 40-60 mm. Single-slice MR myelographic gambar yang
ditampilkan dengan midsagittal gambar MR T2-tertimbang , yang memungkinkan
resolusi anatomi yang lebih baik. Semua MR pencitraan dilakukan dengan unit
1,5-T
Salah satu contoh MR Myelography juga digunakan untuk menunjukkan ekstrinsik
kompresi sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh Disk hernia :
1.
MR myelography
menunjukkan kelainan pada sisi kantung
teka karena Disk herniasi. Posisi olique pada mr myelogram memperlihatkan
deformitas ekstrinsik reses lateral pada sisi kantung teka karena Disk herniasi
yang posterolateral.
2.
Sisi lateralis
disk herniasi yang jauh tidak
mempengaruhi kantung teka, tidak akan terdeteksi pada MR Mielografi
3.
Sensitivitas
untuk mendeteksi dan melokalisasi CSF akar selubung di kompresi akar saraf
pasien lebih tinggi menggunakan 3D MRM dibandingkan dengan myelography konvensional
Persiapan
Ruang Pemeriksaan
Salah satu tanggung jawab radiographer adalah mempersiapkan ruang pemeriksaan sebelum pasien datang. Radiografer harus mempersiapkan peralatan yang akan dibutuhkan pada saat pemeriksaan. Karena prosedur melibatkan teknik aseptik, meja pemeriksaan dan lebih peralatan medis yang digunakan harus steril.
Kontras
Media
Metrizamide, diperkenalkan pada akhir tahun
1970-an. Media kontras ini menjadi agen
pilihan karena bersifat : Nonionik, larut dalam air, dan media kontras ini
memberikan visualisasi yang baik dari akar saraf (Gambar. 25-7) Selain itu,
agen ini mudah diserap oleh tubuh.
Salah satu kelemahan dari metrizamide adalah
kecenderungan untuk diserap oleh tubuh sangat cepat, sehingga pengambilan
radiografi harus dilakukan dengan cepat tetapi harus menghasilkan gambaran yang
memberikan informasi akurat.Contoh media kontras lain yang digunakan yaitu : Utrafist, Omnipaque, Iopamiero
Gambar. 25-7 myelogram menggunakan
kontras yang larut dalam air menengah (metrizamide) akar saraf dilihat di panah.
Prosedur Pemeriksaan
Premedikasi untuk pasien myelography jarang diperlukan. Pasien harus terhidrasi
dengan baik, karena media kontras non-ionik yang larut dalam air akan diserap
oleh tubuh. Untuk mengurangi rasa takut
pada pasien dan mencegah terjadinya kesalahan
tak terduga selama prosedur pemeriksaan, maka radiografer harus menjelaskan rincian
tentang pemeriksaan MR myelography kepada pasien sebelum pemeriksaan dimulai.
Pasien juga harus diberitahu bahwa poisisi
tubuh harus dipertahankan tidak boleh bergerak
selama pemeriksaan dilakukan karena posisi pasien Trendelenburg ( dimana
posisi kaki lebih tinggi dari kepala). Oleh sebab itu radiografer harus meyakinkan
bahwa pasien tersebut akan tetap aman selama pemeriksaan berlangsung.
Persiapan
Pasien
a. Jika pasien wanita,
tanyakan apakah pasien hamil.
b. Tanyakan apakah pasien
mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.
c. Tanyakan apakah pasien
mempunyai riwayat asma
d. Penandatanganan informed
consent.
e. Melepaskan benda-benda
logam pada daerah yang akan diperiksa.
f. Pasien puasa: selama 5
jam sebelum pemeriksaan.
g. Pasien diberi penjelasan
tentang prosedur pemeriksaan.
h. Dibuat plain foto posisi
AP dan lateral pada daerah yang akan diperiksa. Premedikasi diberikan obat
sedatif, yaitu kombinasi dari 10 mg Drop ridol & 0,15 mg
Persiapan Alat Dan Bahan
a. Alkohol i. Gunting, plester dan Thermometer
b. Kaset yang berisi film j. Yodium ( Betadine )
c. Marker L dan R k. Media kontras yang digunakan
e. Spuit 10 ml dan 20 ml l. Obat anti hestamin
f. Jarum spina beberapa ukuran m. Konrentan
g. Kasa steril n. Kergaji ampul
h. Kapas steril
a. Alkohol i. Gunting, plester dan Thermometer
b. Kaset yang berisi film j. Yodium ( Betadine )
c. Marker L dan R k. Media kontras yang digunakan
e. Spuit 10 ml dan 20 ml l. Obat anti hestamin
f. Jarum spina beberapa ukuran m. Konrentan
g. Kasa steril n. Kergaji ampul
h. Kapas steril
Prosedur pemeriksaan
a.Posisi pasien lateral dengan bagian punggung menepel pada tempat tidur. lutut
pasien fleksi menempel,leher fleksi kedepan dan dagu menempel pada dada.
b.Pilih pilih lokasi di
tiap celah interspinosus vertebra dibawah L2-L3. beri tanda pada celah
interspinosus yang di tentukan.
c. Desinfeksi kulit dengan larutan desinfeksi pada daerah yang sudah di
tentukan.
d. Anastesi kulit pada daerah yang sudah di tentukan.
e. Tusukkan jarum spinal kedalam jaringan subkutis/dibawah kulit,jarum harus
memasuki ronggan interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang vertebra.
f.Tusukkan jarum kedalam rongga subarachoid dengan perlahan-lahan
g.Dokter
biasanya mengambil cairan CSF ( cerebro
spinal fluid) untuk melakukan analisis laboratorium dan perlahan-lahan
menyuntikkan kontras media sekitar sebanyak 9-12 mL.
h.Setelah menyelesaikan injeksi, dokter
melepaskan jarum spinal
i.lalu perjalanan
media kontras diamati dan dikendalikan melalui fluoroskopi, pergerakan meja pemeriksaan
tersebut memungkinkan untuk mengambil spot gambar bagian tubuh yang diperiksa
pada saat pemeriksaan berlangsung.
Proyeksi Pemotretan
Myelografi dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik radiografi konvensional ataupun dengan fluoroskapi. Sebelum
pemeriksaan myelografi dilakukan dibuat terlebih dahulu foto pendahuluan ( polos
) dari vertebre dengan proyeksi AP dan lateral. Apabila foto pendahuluan taelah baik /
informatif yang dinyatakan oleh radiolog, pemeriksaan diteruskan dengan
penyuntikkan media kontras
1. Proyeksi Lateral
• Tujuan : untuk melihat kedalaman jarum yang menusuk ke dalam diskus intervertebralis menembus Medula Spinallis
• Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent, kepala di atas bantal, knee fleksi, di bawah knee dan ankle diberi pengganjal.
• Posisi Obyek :
• FFD : 100 cm
• CR : Tegak lurus kaset
• CP : Setinggi L3 (palpasi lower costal
margin/4 cm di atas cristailiaka)
• Tujuan : Untuk melihat zat contas yang telah terisi contras media
• Posisi Pasien : Pasien tidur supine, kepala di atas bantal, knee fleksi.
• Posisi Obyek :Atur MSP tegak lurus kaset/meja pemeriksaan (jika pakai buki),letakkan kedua tangan diatas dada,tidak ada rotasi tarsal / pelvis.
• FFD : 100 cm
• CR : Tegak lurus kaset
• CP : berpusat pada T 12 - L 1 . Gunakan kaset 24 X 30 cm (IO x 12 inci)
(Gambar. 25-9 ).
Gambar 25-9 myelogram Lumbar: AP
proyeksi dengan kontras media non- ionik larut dalam air menunjukkan kantong
aksila dan akar saraf yang sesuai (Lihat panah).
Add caption |
DAFTAR PUSTAKA :